Rabu, 06 Februari 2008

Rahasia Asma Allah

Rahasia Asma Allah
Penulis: Ibn ´Atha´illah al-Sakandari
Buku ini memaparkan bagaimana semestinya kita memahami asmaul husna, terutama nama “Allah” sebagai asma-Nya yang paling istimewa. Nama-nama atau sifat-sifat Allah bukanlah sesuatu selain-Nya. Sifat-sifat itu tidak terpisah dari-Nya. Akan tetapi, sifat-sifat itu juga bukanlah diri-Nya. Karenanya, kita tak cukup menyebut sifat-Nya tanpa menisbahkan sifat itu kepada-Nya.
Nama “Allah” adalah istimewa dalam kaitannya dengan nama-nama atau sifat-sifat itu. Nama “Allah” ini hanyalah milik-Nya. Nama ini didahulukan dari nama-nama-Nya yang lain. Seluruh nama bahkan perlu dinisbahkan kepada nama ini. Nama ini pun memiliki rahasia dan keagungan yang tak dimiliki nama lain. Huruf-hurufnya (: alif, lam pertama, lam kedua, dan hâ’) bahkan mempunyai rahasia tersendiri. Segenap rahasia itu diutarakan pada bagian pertama.

Pada bagian kedua, kita diajak untuk bertauhid dalam berzikir. Pada satu sisi, mengerti tauhid amatlah penting untuk menambah kesadaran orang yang berzikir. Pada sisi lain, berzikir itu sendiri sepatutnya tetap berada di atas landasan tauhid.

Bagi Syekh al-Sakandarî, zikir sejati ialah “keluar dari kealpaan dan kelalaian dengan terus menghadirkan hati dan memurnikan zikir lisan disertai perasaan bahwa Tuhanlah yang mengucapkan zikir lewat lisan hamba.” Syekh mengajak kita untuk lebih jeli melihat posisi kita dalam zikir. Dilihat dari sisi bahwa zikir mengalir lewat lisan hamba, hamba memang berzikir. Akan tetapi, hamba tak akan kuasa berzikir tanpa kemudahan dan kemampuan yang Allah berikan pada lisannya, sehingga dilihat dari sisi ini, Dialah yang berzikir mengingat hamba-Nya. Pada hakikatnya, tidaklah hamba berzikir mengingat-Nya kecuali itu terwujud berkat zikir-Nya terhadap si hamba.

Lebih jauh lagi, bila dilihat dari sisi bahwa Allahlah yang kuasa mengembuskan ingatan (zikir), maka sebenarnya yang terjadi adalah: Dia berzikir akan Diri-Nya lewat lisan hamba-Nya. Bagi Syekh, “hakikat zikir adalah mengesakan Tuhan dengan si pezikir lenyap dari zikirnya sendiri, fana dalam kesaksian-Nya, serta hidup dalam penyaksian-Nya. Ia menyaksikan kebenaran sehingga Allahlah yang berzikir dan dizikiri.”

Intinya, buku ini sebenarnya bertutur tentang bagaimana kita bisa sungguh-sungguh mengenal Allah lewat asma-Nya (bagian pertama) dan keteringatan pada-Nya (bagian kedua). Sepanjang kita sanggup bersabar memahami, inilah sebuah sajian berharga untuk memuncakkan makrifat kita.

LINK:
Rahasia Asma Allah
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Pustaka Islam Klasik

40 NASIHAT LANGIT

40 NASIHAT LANGIT
Penulis: Syekh ´Abd al-Hamîd Anqûrî
... mengajarkan makna akidah dan ibadah lewat kisah menggugah ....

Buku ini memuat 40 topik, masing-masing diawali dengan sebuah hadis sahih dan disertai dengan kisah-kisah menggugah. Dari hadis dan kisah itu, Anda dapat mencerap makna ajaran Islam dari kehidupan dan pengalaman spiritual sahabat, tabiin, ulama, dan para wali. Pembaca seakan diarahkan secara langsung oleh generasi salaf saleh yang mumpuni dalam menerjemahkan pesan-pesan Ilahi.

Diperkaya dengan syair dan perumpamaan, memahami hadis demi hadis dalam buku ini jadi lebih mudah dan meresap. Rasakan vibrasi makrifat generasi muslim pelopor, seperti ‘Umar ibn al-Khaththab r.a., ‘Ali ibn Abu Thalib k.w. ‘Utsman Dzû al-Nûrayn, Sahal ibn Abdullah al-Tustari, Ibrahim ibn Adham, Dzunnun al-Mishri, Abu Abdullah al-Shufi, dan sebagainya.





LINK:
40 NASIHAT LANGIT
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Pustaka Islam Klasik

Bahagia Senantiasa

Bahagia Senantiasa
Penulis: Imam Ghazali
"Jika engkau menemui kesulitan dalam memahami spiritualitas agama, bacalah karyaku, Kimiyyah al-Sa'âdah, yang akan membimbingmu ke jalan yang benar dan memberimu, sekurang-kurangnya, kesempatan berharga untuk memanfaatkan kemampuan yang dikaruniakan Allah kepadamu."
Pesan al-Ghazali dalam suratnya kepada Nizamuddin,
Perdana Menteri Seljuk.

Kimiyyah al-Sa´âdah—judul asli buku ini—disebut al-Ghazali sebagai edisi saku Ihyâ 'Ulûm al-Dîn yang ia tulis sendiri dalam bahasa Persia populer, bukan dalam bahasa Arab sebagaimana Ihyâ´.

Buku ini ditulis untuk menjelaskan kimia ruhani yang terkandung di hati para nabi—kimia kebahagiaan, yang mampu menghasilkan perubahan layaknya kimia yang mengubah logam biasa menjadi emas. Langkah pertama untuk mencapai kimia ruhani tersebut adalah mengenal diri, kemudian mengenal Allah, hakikat dunia, dan, terakhir, semesta akhirat. Sungguh sebuah tema yang teramat tinggi untuk didaki, namun disampaikan dengan gaya tutur yang sederhana dan mudah dipahami.

Allah, tutur al-Ghazali, telah menciptakan manusia dan melengkapi-nya dengan jiwa rasional yang berlimpah dengan pengetahuan dan kebijaksanaan. Tugas manusialah untuk mendayagunakannya demi pencapaian kesucian batin yang didambakan setiap manusia suci.

LINK:
Bahagia Senantiasa
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Pustaka Islam Klasik